Kamis, 24 Juni 2010

KOSMOGRAFI


I.PROSES TERBENTUKNYA GALAXI
   
Galaksi merupakan kumpulan milyaran bintang-bintang.
 Berbagai tipe galaksi telah diidentifikasi :
Ø      elips,
Ø       spiral,
Ø       bar-spira, yang bisa dikaitkan dengan tahapan evolusinya.


 Observasi galaksi-galaksi jauh dewasa ini dilakukan melalui teleskop yang bekerja pada berbagai panjang gelombang. Meski galaksi-galaksi sangat jauh yang dideteksi mencerminkan kondisi evolusi usia muda, galaksi-galaksi ini sudah terbentuk.
Bagaimana sesungguhnya proses pembentukan galaksi sebelum tahap ini?



Mengamati proses awal pembentukan galaksi diharapkan bisa dilakukan dengan telesop ALMA. Survei langit (sky survey) akan difokuskan untuk menemukan gugusan gas raksasa dengan kerapatan materi tinggi dan bersuhu dingin (dark matter), yang menjadi cikal bakal galaksi dan mungkin sejumlah bintang telah lahir di dalamnya.

Teleskop radio yang kini telah ada umumnya tidak mempunyai daya pisah yang cukup untuk memetakan bola-bola gas dingin cikal bakal bintang (proto star) di galaksi jauh. Teleskop hanya mampu mendeteksi kantong-kantong gelap tempat proto star dilahirkan di dalam galaksi kita.
Survei langit untuk menemukan exoplanet dan galaksi yang baru lahir akan menambah pengetahuan tentang evolusi alam semesta pada usia dini. Sudah terbayang di hadapan kita berbagai penemuan baru yang akan dihasilkan oleh teleskop raksasa ALMA bila pembangunannya telah dirampungkan.
Galaxy Evolution Explorer milik NASA, untuk pertama kali, mengidentifikasi beberapa galaksi kerdil yang terbentuk dari zat yang tak lebih dari gas murni seperti yang tersisa dari alam semesta sebelumnya, demikian hasil dari studi baru yang disiarkan di jurnal Nature, Kamis (18/2).

Galaksi kerdil adalah kumpulan bintang yang relatif kecil dan seringkali mengorbit di sekitar galaksi yang lebih besar seperti Galaksi Bima Sakti.
Temuan tersebut mengejutkan beberapa ahli astronomi karena sebagian besar galaksi terbentuk melalui penggabungan bahan misterius yang disebut bahan gelap atau dari logam yang berisi gas.
Bayi galaksi yang terlihat oleh Galaxy Evolution Explorer terbentuk dari gas yang mengeluarkan bahan gelap dan logam. Meskipun tak pernah terlihat sebelumnya, jenis baru galaksi kerdil tersebut mungkin umum terbentuk melalui alam semesta awal dan jarak yang jauh, ketika gas murni lebih meresap, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.
Satu tim astronom, yang dipimpin oleh David Thilker dari Henry A. Rowland Department of Physics and Astronomy di The John Hopkins University, menemukan galaksi baru yang tak diduga sedang terbentuk di dalam Leo Ring, awan sangat besar hidrogen dan helium yang mengikuti jalur kasar di sekitar dua galaksi sangat besar di konstelasi Leo.
Awan tebal tersebut diduga mirip objek pertama, sisa bahan kuno yang relatif tak berubah sejak hari-hari pertama alam semesta. Lingkaran itu, yang diidentifikasi sekitar 25 tahun lalu oleh gelombang radio, tak dapat dilihat dengan cahaya penglihatan.

"Objek yang menarik ini telah dipelajari selama beberapa dasawarsa dengan menggunakan teleskop klas dunia yang beroperasi dengan menggunakan gelombang radio dan optik," kata Thilker, seorang ilmuwan peneliti.
"Meskipun ada usaha semacam itu, tak ada yang dideteksi kecuali gas. Tak ada bintang sama sekali, muda apalagi tua, yang ditemukan. Namun ketika kami meneliti lingkaran tersebut dengan menggunakan Galaxy Evolution Explorer, yang sangat peka terhadap sinar ultraviolet, kami melihat bukti yang mengagumkan mengenai pembentukan bintang baru yang sangat besar. Itu benar-benar tak terduga. Kami menyaksikan galaksi yang terbentuk dari awan gas murni."
Dalam studi baru-baru ini, Thilker dan timnya mendapati tanda ultraviolet bintang muda yang berasal dari beberapa kumpulan gas di dalam Leo Ring. "Kami berspekulasi bahwa kompleks bintang muda ini adalah galaksi kerdil, meskipun, sebagaimana diperlihatkan sebelumnya oleh ahli astronomi radio, kumpulan gas itu yang membentuk galaksi ini kekurangan bahan gelap," katanya.
"Hampir semua galaksi lain yang kami ketahui didominasi oleh bahan gelap, yang bertindak sebagai benih bagi kumpulan komponen berkilauan mereka --bintang, gas dan debu. Apa yang kami lihat muncul di Leo Ring adalah model baru bagi pembentukan galaksi kerdil di dalam bahan yang tersisa dari kebanyakan rakitan kumpulan galaksi ini sebelumnya," katanya.
Alam semesta lokal kita berisi dua galaksi besar, Bima Sakti dan Galaksi Andromeda, yang masing-masing memiliki ratusan miliar bintang, dan Galaksi Triangulum, dengan beberapa puluh miliar bintang.

Galaksi terkecil yang diketahui atau yang sering disebut galaksi katai, memiliki kecerlangan yang besar dari 1000 kali luminositas Matahari sampai dengan 10 juta luminositas Matahari. Setidaknya ada 22 dari galaksi katai yang diketahui mengorbit Bima Sakti. Para peneliti di UCI mempelejari 18 di antaranya menggunakan data dari Teleskop Keck di Hawaii dan Teleskop Magellan di Chile. Tujuan penelitian ini untuk menghitung massa galaksi katai tersebut. Analisa cahaya bintang di tiap galaksi memberikan informasi kecepatan gerak bintang dan dari kecepatan tersebut bisa diketahui massa galaksi.
Pada awalnya diharapkan galaksi yang diteliti memiliki variasi massa dengan galaksi paling terang memiliki massa terbesar dan galaksi redup merupakan galaksi yang massanya kecil. Namun ternyata seluruh galaksi katai tersebut memiliki massa yang sama, 10 juta massa Matahari. Penemuan ini menggunakan analogi dimana manusia yang memainka peran di dalam materi kelam.
Bayangkan jika kita adalah alien yang sedang terbang melintasi BUmi dan mencoba mengidentifikasi area penduduk dari konsentrasi cahaya di malam hari. Tentunya dari terangnya cahaya, kita akan memberi sebuah kesimpulan awal kalo ternyata Los Angeles lebih banyak penghuninya dari Mumbai. Sayangnya, dalam kasus galaksi katai ini, yang ditemukan justru lebih ekstrim, dan memiliki kepadatan penduduk yang sama yakni sekitar 10 juta.
Karena galaksi katai sebagian besar berisi materi kelam, maka bisa dikatakan perbandingan materi kelam dengan materi normal hampir sebesar 10 000 : 1. Massa minimum yang ditemukan ini mengungkap sifat dasar dari materi kelam. Penemuan ini membantu para peneliti untuk memahami partikel yang membentuk materi kelam dan menmberikan informasi bagaimana galaksi terbentuk.
Menurut para peneliti, kumpulan materi kelam bisa saja tidak memiliki bintang di dalamnya. Dan yang bisa dideteksi sampai saat ini hanyalah materi kelam yang di dalamnya terdapat bintang.

  II.NAMA-NAMA AHLI YANG MENEKUNI BIDANG ASTRONOMI   BESERTA TEORINYA

  1.        IMANUEL KANT DAN SIMON DE LAPLACE 
                   TEORINYA: TEORI KABUT ATAU TEORI NEBULA
Teori Kabut disebut juga Teori Nebula, Menurut teori ini mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut.Akibatnya terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya,sehingga terbentuknya jagad raya.
  




2. T.C.CAMBERLEIN DAN F.R MOULTON
      TEORINYA:
TEORI PLANETESIMAL
Menurut teori ini,Matahari sebelumnya telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak di langit.Suatu ketika bintang berpapasan dengan Matahari dalam jarak yang dekat.Karena jarak yang dekat, tarikan gravitasi bintang yang lewat sebagian bahan dari Matahari(mirip lidah raksasa) tertarik ke arah bintaang tersebut.Saat bintang menjauh, lidah raksasa itu sebagian jatuh ke Matahari dan sebagian lagi terhambur menjadi gumpalan kecil atau planetesimal.
                    
3.SIR JAMES JEANS,HAROLD DAN BUFFON
    TEORINYA:

TEORI PASANG SURUT

Berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planet-planet dan satelit.

 
4.GERALD P.KUIPER DAN CARL CON WEIZSAECKER
      TEORINYA:  

TEORI AWAN DEBU(PROTO PLANET


Menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan gas dan yang jumlahnya sangat banyak. 





III . PENGERTIAN KOMET,METEROID.ASTEROID,DAN PLANET

  •  KOMET.      
    • adalah benda langit yang mengelilingi matahari. Komet memiliki orbit garis edar sendiri yang bentuknya sangat lonjong. Komet biasa disebut sebagai bintang berekor karena sifatnya yang bercahaya terang dan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang.




  • METEROID 

adalah benda-benda di luar angkasa dengan kecepatan yang cepat. Jumlah meteorit di angkasa raya tidak terhitung karena sangat banyak dengan berbagai bentuk, jenis, bahan kandungan, warna, sifat dan sebagainya.
         
  • ASTEROID·
    • pernah disebut sebagai planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak.
*      Asteroid atau planetoid: kumpulan planet kecil yang jumlahnya cukup banyak(±40.000 buah).Letak kedudukan asteroid dalam tata surya adalah diantara planet Mars dan planet Yupiter.Dengan demikian,asteroid mempunyai kala revolusi antara 4 sampai 6 tahun.Planetoid kecil mempunyai susunan materi seperti bumi, sedang yang besar berwarna gelap karena kadar karbonnya tinggi.
*      Contoh: Ceres:salah satu asteroid yang paling besar diantara asteroid yang lain(diameternya mencapai 750 km). Icarus:sebuah asteroid yang pernah mendekati planet bumi
 
      •  PLANET   
                       adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar.      







IV.TATA KOORDINAT
  1.         TATA KOORDINAT HORIZON  
  2.  
TATA KOORDINAT EKUAR

  


V.ALAT-ALAT ASTRONOMI BOSCA 

Alat peraga yang digunakan berupa Proyektor Skymaster ZKP 3 buatan perusahaan Carl Zeiss Jerman, dengan tinggi maksimum 2750 mm dan berat mencapai 250 kg, lensa yang dimilikinya adalah 100 lensa. Memproyeksikan gambar matahari, bulan, komet, meteor, bintang, rasi, galaksi dan lain-lain. Selain proyektor utama, pada Skymaster ZKP 3 juga terdapat pendukung lainnya berupa proyektor effect dan 8 buah proyektor slide yang berfungsi untuk memproyeksikan gambar.

 PLANETARIUM / MODEL GERHANA
Teori atas Matahari, Bumi & Bulan
- Landasan
- Tiang Matahari
- Tiang penyangga Bumi
- Ring Penyangga Matahari
- Kaki Untuk Memutar Bumi dan Bulan
- Matahari
- Bumi
- Bulan



Meade LX 50, itulah jenis teleskop CASA yang baru dibeli dari Planetarium, atas peran serta Jogja Astro Club. Teleskop buatan pabrik Meade jenis ini ada dua di Planetarium Jakarta, satu untuk JAC – Yogyakarta, dan satunya untuk CASA – Solo.
National Technology Officer PT Microsoft Indonesia Tony Seno Hartono mengatakan WorlWide Telescope ini adalah aplikasi piranti lunak berbasis web yang memuat gambar-gambar objek luar angkasa beresolusi tinggi hasil pantauan teleskop di permukaan bumi dan luar angkasa. "Fasilitas ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman dan ketertarikan masyarakat umum terhadap dunia astronomi dan sains
Benda-benda di alam semesta yang dapat dilihat dengan mata telanjang jumlahnya sangat sedikit. Beruntunglah ada Galileo Galilei berkebangsaan Itali yang mempelopori pengamatan benda-benda langit tersebut dengan penemuannya berupa teleskop tahun 1609. Sejak saat itu pengetahuan manusia tetang jagad raya semakin bertambah.

        
Pengamatan Gerhana Matahari Total di Tahuna Sulawesi Utara tanggal 24 Oktober 1995
kegiatan ini biasa dilaksanakan  karena ada peristiwa astronomis, khususnya dalam bidang pengamatan benda-benda langit.

Di samping menyangkut aspek pengetahuan khususnya astronomi, adanya kegiatan peneropong umum menimbulkan kemungkinan pada pengunjung untuk memiliki rasa cinta alam dan menjadikannya sebagai satu kegemaran unik yang baik dan berguna.


ROSALIA DIANA MERSI 
NPM:090401050039 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 








SKIAN DAN TERIMA KASIH
SEMOGA SEMPURNA DAN SUKSES




Rabu, 23 Juni 2010

Galaksi merupakan kumpulan milyaran bintang-bintang.
Berbagai tipe galaksi telah diidentifikasi :
  •  elips,
  •  spiral,
  •   bar-spira, yang bisa dikaitkan dengan tahapan evolusinya.







Observasi galaksi-galaksi jauh dewasa ini dilakukan melalui teleskop yang bekerja pada berbagai panjang gelombang. Meski galaksi-galaksi sangat jauh yang dideteksi mencerminkan kondisi evolusi usia muda, galaksi-galaksi ini sudah terbentuk.
Bagaimana sesungguhnya proses pembentukan galaksi sebelum tahap ini?
Mengamati proses awal pembentukan galaksi diharapkan bisa dilakukan dengan telesop ALMA. Survei langit (sky survey) akan difokuskan untuk menemukan gugusan gas raksasa dengan kerapatan materi tinggi dan bersuhu dingin (dark matter), yang menjadi cikal bakal galaksi dan mungkin sejumlah bintang telah lahir di dalamnya.
Teleskop radio yang kini telah ada umumnya tidak mempunyai daya pisah yang cukup untuk memetakan bola-bola gas dingin cikal bakal bintang (proto star) di galaksi jauh. Teleskop hanya mampu mendeteksi kantong-kantong gelap tempat proto star dilahirkan di dalam galaksi kita.
Survei langit untuk menemukan exoplanet dan galaksi yang baru lahir akan menambah pengetahuan tentang evolusi alam semesta pada usia dini. Sudah terbayang di hadapan kita berbagai penemuan baru yang akan dihasilkan oleh teleskop raksasa ALMA bila pembangunannya telah dirampungkan.
Galaxy Evolution Explorer milik NASA, untuk pertama kali, mengidentifikasi beberapa galaksi kerdil yang terbentuk dari zat yang tak lebih dari gas murni seperti yang tersisa dari alam semesta sebelumnya, demikian hasil dari studi baru yang disiarkan di jurnal Nature, Kamis (18/2).

Galaksi kerdil adalah kumpulan bintang yang relatif kecil dan seringkali mengorbit di sekitar galaksi yang lebih besar seperti Galaksi Bima Sakti.
Temuan tersebut mengejutkan beberapa ahli astronomi karena sebagian besar galaksi terbentuk melalui penggabungan bahan misterius yang disebut bahan gelap atau dari logam yang berisi gas.
Bayi galaksi yang terlihat oleh Galaxy Evolution Explorer terbentuk dari gas yang mengeluarkan bahan gelap dan logam. Meskipun tak pernah terlihat sebelumnya, jenis baru galaksi kerdil tersebut mungkin umum terbentuk melalui alam semesta awal dan jarak yang jauh, ketika gas murni lebih meresap, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.
Satu tim astronom, yang dipimpin oleh David Thilker dari Henry A. Rowland Department of Physics and Astronomy di The John Hopkins University, menemukan galaksi baru yang tak diduga sedang terbentuk di dalam Leo Ring, awan sangat besar hidrogen dan helium yang mengikuti jalur kasar di sekitar dua galaksi sangat besar di konstelasi Leo.
Awan tebal tersebut diduga mirip objek pertama, sisa bahan kuno yang relatif tak berubah sejak hari-hari pertama alam semesta. Lingkaran itu, yang diidentifikasi sekitar 25 tahun lalu oleh gelombang radio, tak dapat dilihat dengan cahaya penglihatan.
"Objek yang menarik ini telah dipelajari selama beberapa dasawarsa dengan menggunakan teleskop klas dunia yang beroperasi dengan menggunakan gelombang radio dan optik," kata Thilker, seorang ilmuwan peneliti.
"Meskipun ada usaha semacam itu, tak ada yang dideteksi kecuali gas. Tak ada bintang sama sekali, muda apalagi tua, yang ditemukan. Namun ketika kami meneliti lingkaran tersebut dengan menggunakan Galaxy Evolution Explorer, yang sangat peka terhadap sinar ultraviolet, kami melihat bukti yang mengagumkan mengenai pembentukan bintang baru yang sangat besar. Itu benar-benar tak terduga. Kami menyaksikan galaksi yang terbentuk dari awan gas murni."
Dalam studi baru-baru ini, Thilker dan timnya mendapati tanda ultraviolet bintang muda yang berasal dari beberapa kumpulan gas di dalam Leo Ring. "Kami berspekulasi bahwa kompleks bintang muda ini adalah galaksi kerdil, meskipun, sebagaimana diperlihatkan sebelumnya oleh ahli astronomi radio, kumpulan gas itu yang membentuk galaksi ini kekurangan bahan gelap," katanya.
"Hampir semua galaksi lain yang kami ketahui didominasi oleh bahan gelap, yang bertindak sebagai benih bagi kumpulan komponen berkilauan mereka --bintang, gas dan debu. Apa yang kami lihat muncul di Leo Ring adalah model baru bagi pembentukan galaksi kerdil di dalam bahan yang tersisa dari kebanyakan rakitan kumpulan galaksi ini sebelumnya," katanya.
Alam semesta lokal kita berisi dua galaksi besar, Bima Sakti dan Galaksi Andromeda, yang masing-masing memiliki ratusan miliar bintang, dan Galaksi Triangulum, dengan beberapa puluh miliar bintang.


Galaksi terakhir tersebut juga memiliki lebih dari 40 galaksi yang kebanyakan kerdil, yang hanya memiliki beberapa miliar bintang. Bahan gelap yang tidak kasat mata, yang dideteksi oleh pengaruh gravitasinya, adalah komponen utama bagi galaksi raksasa dan kerdil dengan satu pengecualian --galaksi kerdil bergelombang.
Galaksi kerdil bergelombang memampatkan gas yang didaur-ulang dari galaksi lain dan telah dipisahkan dari kebanyakan bahan gelap yang pada asalnya mereka berkaitan. Galaksi kerdil bergelombang itu dihasilkan ketika galaksi bertabrakan dan massa gravitasi mereka berinteraksi.
Akibat kerasnya benturan, arus bahan galaksi tertarik ke luar dari galaksi induk dan ikatan bahan gelap yang mengelilinginya.
Karena galaksi tersebut kekurangan bahan gelap, galaksi baru yang terlihat di Leo Ring menyerupai galaksi kerdil yang bergelombang, tapi mereka berbeda secara mendasar. Bahan bergas yang menghasilkan galaksi kerdil yang bergelombang sudah mengelilingi satu galaksi.
Bahan itu telah diperkaya dengan logam --anasir yang lebih berat daripada helium-- yang dihasilkan saat bintang berevolusi. "Galaksi kerdil di Leo Ring terdiri atas kebanyakan bahan murni tanpa logam," kata Thilker. "Temuan ini memungkinkan kami mengkaji proses pembentukan bintang pada gas yang belum diperkaya."
Awan murni yang besar dan serupa dengan Leo Ring mungkin umum di seluruh alam semesta awal, kata Thilker, dan selanjutnya mungkin telah menghasilkan banyak galaksi kerdil yang kekurangan bahan gelap. (kpl/roc)
• Analisis cahaya dari sebuah galaksi redup yang mengorbit Bima Sakti, para peneliti dari UC Irvine berhasil menemukan massa minimum galaksi di alam semesta yakni hanya 10 juta kali massa Matahari. Massa sekecil ini diperkirakan merupakan komponen terkecil dari “komponen penyusun” materi misterius dan tak terlihat di alam semesta, yang kita kenal sebagai dark matter atau materi kelam. Bintang yang terbentuk dalam komponen penyusun tersebut akan berkumpul bersama dan kemudian menjadi galaksi.
Galaksi terkecil yang diketahui atau yang sering disebut galaksi katai, memiliki kecerlangan yang besar dari 1000 kali luminositas Matahari sampai dengan 10 juta luminositas Matahari. Setidaknya ada 22 dari galaksi katai yang diketahui mengorbit Bima Sakti. Para peneliti di UCI mempelejari 18 di antaranya menggunakan data dari Teleskop Keck di Hawaii dan Teleskop Magellan di Chile. Tujuan penelitian ini untuk menghitung massa galaksi katai tersebut. Analisa cahaya bintang di tiap galaksi memberikan informasi kecepatan gerak bintang dan dari kecepatan tersebut bisa diketahui massa galaksi.
Pada awalnya diharapkan galaksi yang diteliti memiliki variasi massa dengan galaksi paling terang memiliki massa terbesar dan galaksi redup merupakan galaksi yang massanya kecil. Namun ternyata seluruh galaksi katai tersebut memiliki massa yang sama, 10 juta massa Matahari. Penemuan ini menggunakan analogi dimana manusia yang memainka peran di dalam materi kelam.
Bayangkan jika kita adalah alien yang sedang terbang melintasi BUmi dan mencoba mengidentifikasi area penduduk dari konsentrasi cahaya di malam hari. Tentunya dari terangnya cahaya, kita akan memberi sebuah kesimpulan awal kalo ternyata Los Angeles lebih banyak penghuninya dari Mumbai. Sayangnya, dalam kasus galaksi katai ini, yang ditemukan justru lebih ekstrim, dan memiliki kepadatan penduduk yang sama yakni sekitar 10 juta.
Karena galaksi katai sebagian besar berisi materi kelam, maka bisa dikatakan perbandingan materi kelam dengan materi normal hampir sebesar 10 000 : 1. Massa minimum yang ditemukan ini mengungkap sifat dasar dari materi kelam. Penemuan ini membantu para peneliti untuk memahami partikel yang membentuk materi kelam dan menmberikan informasi bagaimana galaksi terbentuk.
Menurut para peneliti, kumpulan materi kelam bisa saja tidak memiliki bintang di dalamnya. Dan yang bisa dideteksi sampai saat ini hanyalah materi kelam yang di dalamnya terdapat bintang.

kosmografi